Dulur fakta Cilegon, ada kabar mengejutkan dari sidang kasus korupsi retribusi sampah di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon. Terdakwa Rizky Prasandy mengaku diperintahkan oleh atasannya, Nana Sumarna, untuk memanipulasi rekapan gate pass bulanan.
Melansir dari halaman bantennews.com (17/03/2025), Rizky menjelaskan bahwa pada tahun 2018, rekannya, Adri Alandika, tidak membayarkan setoran retribusi sampah atas perintah Nana. Rizky meminta bantuan Kasubag Keuangan, Iis Kholilah, yang menyarankan agar Rizky terus menagih uang tersebut.
“Sekitar 13 perusahaan sudah membayar retribusi, tapi uangnya tidak disetorkan oleh Adri dan Nana,” ungkap Rizky. Ia juga mengaku menerima uang rokok dari keduanya, berkisar Rp100-200 ribu, tanpa mendapatkan pembayaran retribusi.
Rizky menambahkan bahwa Iis memaksa mereka untuk memotong kubikasi setoran sampah perusahaan. “Permintaan untuk THR dan uang tambahan lainnya terus berdatangan,” katanya. Rizky merasa tertekan karena harus mengikuti perintah atasan, meskipun ia hanya seorang Tenaga Harian Lepas (THL).
Saat kasus pemalsuan tanda tangan muncul, Rizky dipanggil oleh Kepala DLH Cilegon, Tb Didi Sukriadi, dan dihadapkan pada pilihan sulit: membongkar nama-nama yang terlibat atau dipecat. Rizky berkonsultasi dengan Nana dan Adri, yang menyarankan untuk memilih dipecat.
“Pada akhirnya, saya menyesali keputusan itu karena mereka mengingkari janji untuk membantu saya kembali bekerja,” ujarnya. Rizky juga mengaku mendapat ancaman dari Iis dan suaminya agar tidak membongkar informasi terkait permintaan uang.
Ia menyimpan bukti percakapan WhatsApp dengan Iis mengenai permintaan uang tersebut. “Saya sudah screenshot bukti-bukti chat permintaan uang dari Bu Iis Kholilah,” jelasnya.
Rizky meminta kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan vonis yang ringan atau bahkan bebas, karena kasus ini membuatnya harus meninggalkan istri dan anak-anaknya yang masih kecil. “Sehat-sehat Mamah, Ayah, dan Adek, tunggu kakak pulang ya,” tutupnya dengan penuh harap.
Sumber: bantennews.com