Mengutip pemberitaan krakataumedia.com (18/3/2025), Marwan, salah satu warga, mengungkapkan bahwa banjir ini disebabkan oleh Tanggul Penahan Tanah (TPT) yang jebol sejak bertahun-tahun lalu dan belum diperbaiki oleh Pemerintah Kota Cilegon. “Dari awal tahun sampai sekarang udah 10 kali kang banjirnya, lelah dan khawatir kalau hujan turun,” ujarnya.
Ada kabar yang lebih mengecewakan, Marwan telah melaporkan kerusakan tanggul kepada Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR). Edi Hilfiandi, Kepala Bidang, menyatakan bahwa perbaikan sudah dianggarkan, tetapi gagal karena proses lelang yang tidak berjalan. “Udah dianggarkan tahun lalu, tapi gagal di proses lelang,” jelasnya. Ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan proyek pemerintah harus dibenahi.
Warga berharap di bawah kepemimpinan Robinsar, Pemkot Cilegon segera memperbaiki tanggul yang jebol. “Kami harap persoalan ini jadi prioritas Pak Wali, kalau belum juga diperbaiki, pemukiman kami bakal banjir lagi,” harap Marwan.
Sementara itu, Edi menjelaskan bahwa perbaikan TPT yang jebol direncanakan pada triwulan kedua. “Sekarang proses sirup, mudah-mudahan triwulan dua sudah beres,” terangnya.
Sumber: krakataumedia.com
Sementara itu, Edi menjelaskan bahwa perbaikan TPT yang jebol direncanakan pada triwulan kedua. “Sekarang proses sirup, mudah-mudahan triwulan dua sudah beres,” terangnya.
Sumber: krakataumedia.com