Dulur fakta Cilegon, kalian tahu gak... kalau debu batubara dari PLTU Suralaya Unit 9-10 jadi ancaman serius bagi nelayan di sekitar? Dalam suasana tenang di perairan Selat Sunda, tiba-tiba debu hitam berhamburan dari kawasan pabrik, dan ini bukan hal sepele!
Melansir dari halaman kompasiana.com (27/02/2025), yang ditulis akun Mang Pram, mendapatkan informasi dari seorang nelayan yang enggan disebutkan namanya mengatakan, "Kami tidak tahu kenapa bisa seperti itu. Angin tidak kencang, tapi tiba-tiba debu-debu keluar banyak sekali. Sampai perahu saya penuh dengan serbuk hitam. Ini sering terjadi dan sangat mengganggu."
Debu ini berasal dari stockpile batubara yang terbuka, dan saat ada pergerakan, partikel halus ini bisa terbang ke mana-mana, termasuk ke pangkalan nelayan.
Oji Fahroji, Sekretaris GAPURA Kecamatan Pulomerak, juga menyoroti dampak kesehatan yang ditimbulkan. "Kami khawatir nelayan dan warga sekitar terdampak secara kesehatan. Debu batubara bisa menyebabkan batuk kering, batuk berdahak, sesak napas, asma akibat kerja, dan bahkan alergi debu," jelasnya. Paparan jangka panjang terhadap debu ini bisa berujung pada penyakit serius seperti PPOK dan kanker paru-paru.
Masyarakat Suralaya tidak menolak keberadaan PLTU, mereka paham pentingnya pasokan listrik. Namun, mereka berharap agar kesehatan dan keberlangsungan hidup mereka juga diperhatikan. "Kami hanya ingin ada solusi nyata. Jika debu ini terus beterbangan, kesehatan kami akan semakin terancam," ungkap Oji.
Sampai kapan mereka harus bernafas dalam kecemasan? Jawabannya ada di tangan para pemangku kebijakan dan pengelola PLTU Suralaya Unit 9-10. Jika tidak ada langkah konkret, ancaman ini akan terus melayang di udara, menggerogoti kesehatan, dan merampas masa depan mereka yang bergantung pada laut.
Gimana pendapatmu, lur?
Sumber: kompasiana.com | Penulis: Mangpram